SELAMAT DATANG DI BLOG SETYAWAN ADITYA

Kamis, 05 April 2012

Pengaruh olahraga pada masa pertumbuhan

Assalamualaikum wr.wb every body....

Di Blog saya ini,anda akan menemukan Karya Ilmiah berjudul Pengaruh Olahraga pada Masa Pertumbuhan,,Karya Ilmiah ini saya buat sewaktu saya di SMA NEGRI 2 PURWOKERTO dulu :)
Banyak orang yg tidak peduli dengan pola hidup sehat yang dijalaninya salah satunya dengan berolah raga,selain itu dengan olahraga seseorang juga dapat mengoptimalkan pertumbuhan badannya selama masa pertumbuhan sedang terjadi.
karya ilmiah ddibawah ini akan mencoba mengulas pengaruhnya olahraga terhadap pertumbuhan, langsung saja check it out





KARYA ILMIAH

PENGARUH OLAHRAGA
PADA MASA PERTUMBUHAN




Disusun oleh :
Setyawan Aditya Pambudi
XI IA 4 / 35






Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas
SMA N 2 Purwokerto
Tahun Ajaran 2009/2010

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat, hidayah dan karunia sehingga penulis bisa menyelesaikan karya tulis ini dengan judul “Pengaruh Olahraga Pada Masa Pertumbuhan”. Penulis menyadari bahwa karya tulis ini bukan semata-mata atas usaha penulis sendiri, akan tetapi berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung. Semoga bantuan yang telah diberikan dan segala kebaikan yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan keterbatasan yang ada dalam penulisan ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran agar karya tulis ini dapat lebih baik. Akhirnya dengan segala keterbatasan yang ada semoga karya tulis ini dapat bermanfaat untuk banyak pihak dan dapat memberikan pengetahuan bagi pembacanya.


Penulis

                                                                                             Setyawan Aditya Pambudi



DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN JUDUL................................................................................            i
KATA PENGANTAR  ............................................................................           ii    
DAFTAR ISI ...........................................................................................           iii   

I.       PENDAHULUAN 
A.   Latar Belakang Masalah ...............................................................           1    
B.    Perumusan Masalah .....................................................................           1
C.    Pembatasan Masalah ...................................................................           1
D.   Tujuan  ........................................................................................           1
E.    Manafaat .......................................................................................         2
F.     Hipotesis .......................................................................................         2
G.   Metode Penelitian..........................................................................          2
1. Jenis Penelitian
            2. Metode Pengumpulan Data ......................................................           
            3. Sumber Data..............................................................................          
III.  PEMBAHASAN
A.  Masa Pertumbuhan ........................................................................           
B.   Olahraga Renang dan Basket ........................................................
IV.  PENUTUP  .......................................................................................           
A.   Kesimpulan
B.   Saran
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................           






BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah
UKURAN tubuh yang tinggi atau pendek bukan semata terkait estetika. Pada anak, pertambahan tinggi badan yang normal merupakan salah satu indikator keberhasilan tumbuh-kembangnya. Secara genetik, orang-orang yang tinggal di Asia seperti Jepang dan Indonesia memang memiliki ukuran tinggi badan lebih pendek dibanding orang Barat sana. Namun, genetik orangtua yang pendek bukanlah "vonis mati" bahwa anaknya juga pendek. "Buktinya, anak-anak di Jepang saat ini cenderung tinggitinggi badannya, lho. Sebaliknya, anak-anak Eropa masa kini konon lebih pendek dari orang tuanya, yang kemungkinan disebabkan gaya hidup dan pola makan orangtuanya yang buruk," ujar ahli tulang Dr Brilliantono SpOT FICS MD PhD MBA dalam acara temu media "Boneeto If I'am Taller Contest" yang diselenggarakan PT Fonterra Brands Indonesia di Jakarta, Sabtu (14/11).

B.  Perumusan Masalah
  1. Manakah yang lebih pengaruh antara olahraga renang dan basket pada masa pertumbuhan?

C.    Pembatasan Masalah
Penulis akan menfokuskan pembahasan mengenai pengaruh olahraga renang dan basket terhadap masa pertumbuhan.

D.  Tujuan  
       Penelitian bertujuan untuk mengetahui olahraga mana yang lebih berpengaruh      terhadap pertumbuhan antara renang dan basket.


E.  Manfaat
Permasalahan yang dibahas dalam karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca agar lebih tepat memilih olahraga yang berguna bagi pertumbuhan.

F.  Hipotesis  
Semakin kecil tekanan yang ada terhadap tubuh kita maka semakin besar peluang untuk bisa tumbuh lebih tinggi.
G.  Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah jenis penelitian deskriptif  yaitu penelitian yang menceritakan tentang apa saja yang mempengaruhi objek yang diteliti. 
2.Metode Pengumpulan Data
Adapun metode yang digunakan untuk menyusun karya ilmiah ini dengan cara studi pustaka yaitu penulis mengumpulkan data yang berhubungan dengan pengaruh pertumbuhan di bidang olahraga berdasarkan penelitian kepustakaan atau studi literatur.
3.Sumber Data
Sumber data yang diperoleh untuk melengkapi karya ilmiah ini terdiri dari literatur dan data yang diperoleh dari situs internet.










BAB II
PEMBAHASAN

A.    Masa Pertumbuhan
Orangtua dapat dengan mudah melihat atau mengukur pertumbuhan anak melalui salah satu indikator utama, yaitu tinggi badan. Tinggi badan adalah hal paling mudah diamati. Selain dipengaruhi faktor genetis dan hormonal, nutrisi juga merupakan faktor yang berperan penting. Gangguan kesehatan anak dapat berakibat pada pencapaian tinggi badan yang tidak optimal, yang mana anak cenderung lebih pendek dari anakanak sebaya lainnya. "Anak yang terganggu gizinya bisa diamati dari badannya yang kurus tapi tidak pendek; tidak kurus tapi pendek; atau pendek dan kurus. Nah, penanganan gangguan gizi pada anak yang pendek dan kurus menjadi prioritas utama. Dalam kasus ini,kemungkinan ada gangguan akut yang juga sudah kronis," katanya.
Mengingat genetik orang Indonesia yang tidak terlalu tinggi, rata-rata orangtua menginginkan anaknya berbadan tinggi. Lantas, upaya apa yang bisa dilakukan untuk mengoptimalkan tinggi badan si kecil? Salah satu yang paling populer adalah asupan kalsium dari susu yang penting untuk pertumbuhan tulang dan gigi.
Anak usia 4-8 disarankan mengonsumsi 800 miligram kalsium per hari untuk pertumbuhan tulang dan mengoptimalkan kepadatan tulang. Pemberian susu kepada anak-anak juga memerlukan cara dan waktu tepat, sehingga manfaat susu dapat terserap optimal oleh tubuh.
"Asupan 400 miligram di pagi hari ketika mereka membutuhkan energi dan 400 miligram menjelang tidur malam, akan membantu sel beregenerasi dan tumbuh optimal. Kalau anak tidak bisa minum susu, bisa digantikan dengan sumber kalsium dari makanan seperti tempe," saran dia.
Untuk membangun tulang yang kokoh, asupan kalsium perlu dibarengi vitamin D yang akan membantu tubuh menyerap kalsium lebih efektif. Sumbernya bisa dari makanan (terbanyak pada sayuran dan buah) maupun paparan sinar matahari pagi. Hal lainnya yang tak kalah penting adalah aktivitas olahraga.
Toni memaparkan, kalsium masuk ke dalam tubuh melalui mulut, lalu diserap usus dan beredar dalam darah. Nah, untuk masuk ke dalam tulang diperlukan proses pemompaan ke dalam tulang melalui aktivitas olahraga, terutama yang melibatkan high impact seperti lompat, loncat dan peregangan.
"Untuk anak yang terbaik adalah basket. Sebab, dalam olahraga ini ada unsur lari, lompat, loncat, sekaligus disenangi anak karena ada aspek 'bermain kasar' seperti senggolan," sebutnya.

B.     Olahraga Basket dan Renang
 Ditemui dalam acara yang sama, pebasket nasional Rommy Chandra, membenarkan bahwa aktivitas seperti basket dapat mendukung proses pertumbuhan anak, karena di dalamnya terdapat teknik-teknik berolahraga yang mampu mengoptimalkan pertumbuhan sel tulang. Lay up, under the basket shoot, dan jump shoot adalah berbagai teknik dalam basket yang dapat menstimulasi pertumbuhan tulang paha dan tulang belakang sehingga menjadi lebih optimal,akan tetapi dalam olahraga ini tekanan atmosfer yang tejadi pada tubuh kita lebih besar dari pada olahraga renang.
"Sejak kecil saya memang hidup di lingkungan keluarga yang suka olahraga seperti bulu tangkis, karate, dan voli. Saat SMA, saya baru tertarik basket. Atas dorongan pelatih di sekolah,akhirnya saya masuk ke dalam tim basket sekolah," tutur pemilik tinggi badan 190 sentimeter itu.
Pria yang memiliki anak kembar itu mengungkapkan, memilki tubuh tinggi telah membawanya meraih kesempatan berharga serta pengalaman seru dalam hidup. Dari basket pula ia dapat menjalin pertemanan lebih luas dengan banyak teman dari dalam dan luar negeri, meraih berbagai prestasi mewakili Indonesia di ajang internasional, dan yang pasti melihat dunia dengan lebih luas.
Renang adalah olah raga favorit yang dipilih orang tua bagi anak-anaknya. Olah raga ini menjadi cara untuk menggenjot tinggi badan si kecil. Benarkah demikian? Selain cerdas, sehat, dan sopan, harapan orang tua saat ini adalah anak-anaknya mempunyai tubuh yang tinggi alias tidak pendek. Tak hanya sedap dipandang, anak yang mempunyai tinggi badan yang memadai dianggap lebih mulus dalam mencapai cita-cita apapun yang mereka inginkan (maklum beberapa bidang pekerjaan menuntut seseorang bertubuh tinggi). Di Indonesia Tinggi badan laki-laki ideal adalah 170-180 cm sedangkan tinggi badan perempuan 160-170 cm.
Berenang adalah salah satu olah raga yang paling sering dipilih orang tua guna memacu tinggi badan anak. Meski tidak dirancang menjadi atlit renang, anak pun secara rutin diajak berenang. Jika tidak, jangan harap anak bertubuh tinggi. Mitos ini sudah jamak kita dengar. Bisa jadi, anda pun berpendapat sama. Tapi sebelum para orang tua kecewa setelah bertahun-tahun mengajak si kecil berenang tapi tubuh anak tidak bertambah tinggi, sebaiknya ketahui faktor-faktor yang dapat membuat si kecil bertubuh tinggi.  
Berenang memang melatih semua otot-otot tubuh sehingga dapat membantu anak untuk bertambah tinggi.Dalam olahraga ini terjadi tekanan atmosfer yang sangat kecil terhadap tubuh kita karena tubuh kita mengmbang,sehingga pertumbuhan tulang lebih optimal dibandingkan dengan olahraga basket. Olah raga ini dapat memicu hormon-hormon pertumbuhan bekerja lebih baik agar si kecil terus bertambah tinggi dan berkembang. Tapi, berenang hanyalah salah satu dari sekian banyak aktifitas yang dapat dilakukan si kecil dengan manfaat yang sama Pertambahan tinggi badan anak tidak hanya dipicu oleh aktifitas renang. Hal lain yang lebih menentukan dalam urusan tinggi badan adalah faktor genetik atau keturunan. Jika tinggi badan anda dan pasangan biasa-biasa saja maka besar kemungkinan tinggi badan si kecil pun biasa-biasa saja. Begitu pula sebaliknya. Jika tubuh anda tinggi semampai si kecil cenderung memiliki postur tubuh demikian.
Faktor lain yang juga turut memicu tumbuh kembang anak adalah nutrisi. Anak yang mendapatkan nutrisi memadai dan seimbang cenderung tumbuh secara optimal. Jadi meskipun anak sering berenang tapi pola makannya buruk, tinggi badannya tetap tidak akan bertambah.
Istirahat, adalah syarat penting bagi tumbuh kembang anak. Tubuh akan menjadi lebih tinggi dan bertambah besar pada saat ia beristirahat (tidur). Ini artinya jika si kecil ingin pertumbuhan badannya optimal maka ia harus mendapatkan istirahat yang memadai. Untuk itu, pastikan pola tidur si kecil cukup sehat.
Selain itu yang perlu diperhatikan adalah tahapan pertumbuhan anak. Dalam perkembangannya anak mengalami saat-saat dimana tubuhnya berkembang sangat lambat dan sangat cepat. Sehingga, kendati si kecil berenang secara teratur, tinggi badannya tidak akan bertambah jika aktifitas ini dilakukan pada fase pertumbuhan lambat yaitu sekitar usia bayi-balita dan usia 16-17 tahun. Pertumbuhan cepat terjadi pada usia 9-12 tahun. Yaitu ketika anak memasuki masa puber. Pada saat ini hormon-hormon pertumbuhan bekerja sangat aktif. Jadi meskipun anak tidak berenang, akan terjadi pertumbuhan tinggi badan yang signifikan. Tetapi, dengan melakukan aktifitas fisik yang cukup, salah satunya dengan renang, pertumbuhan atau penambahan tinggi badan akan semakin optimal.
Namun dengan kenyataan ini bukan berarti anda tidak perlu mengenalkan olah raga renang sejak dini pada anak. Banyak sekali manfaat berenang selain menambah tinggi badan. Pada anak-anak yang mempuyai riwayat asma atau sudah menderita asma, berenang dapat membantu melatih paru-parunya. Berenang juga dapat menjadi sarana yang efektif bagi anak untuk bersosialisasi, melatih keberanian, dan mengenal lingkungan baru.











BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa olahraga renang merupakan olahraga yang dapat menambah tinggi badan lebih baik dibandingkan olahraga basket.

B.     Saran
Bagi anak-anak yang dalam masa pertumbuhan diharapkan dapat memilih olahraga yang lebih bermanfaat bagi pertumbuhannya.




















DAFTAR PUSTAKA


Aryulina,Diah,dkk.2008.Biologi 2.Jakarta : ESIS.

Djamhur Winatasasmita,Biologi 1.Jakarta:Departemen Pendidikan dan  kebudayaan.






MY PHOTOS

Sekalian promosi :D Buat yang mau berlangganan FB saya bisa di klik DISINI